Selasa, 26 Februari 2013

Perkiraan Masyarakat Masa Depan

Perkiraan Masyarakat Masa Depan
Pendidikan selalu berlangsung dalam suatu latar kemasyarakatan dan kebudayaan tertentu. Demikian pula di Indonesia pendidikan nasional dilaksanakan berdasarkan latar kemasyarakatan dan kebudayaan Indonesia. Landasan sosio-kultural merupakan salah satu dasar utama dalam menentukan arah kepada program-program pendidikan baik program pendidikan sekolah maupun program pendidikan luar sekolah.
Dari sisi lain pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan setiap masyarakat. Di dalam UU no. 2 Tahun 1989 tentang sistim pendidikan nasional dinyatakan bahwa “dalam kehidupan suatu bangsa pendidikan mempunyai peranan yang amat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa yang bersangkutan.”
Melalui upaya pendidikan kebudayaan diwariskan dan dipelihara oleh setiap generasi bangsa. Serentak dengan itu upaya pendidikan diarahkan pula untuk mengembangkan kebudayaan itu. Kebudayaan yang dimaksudkan dalam arti luas yaitu keseluruhan gagasan dan karya manusia, yang harus dibiasakan dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu (Koentjaraninggrat, 1974: 19). Kebudayaan itu dapat:
1.      Berwujud ideal, yakni ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
2.      Berwujud kelakuan, yakni kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.
3.      Berwujud fisik yakni benda-benda hasil karya manusia. (Koentjaraningrat 1974: 15-22).
Kajian masyarakat masa depan itu semakin penting jika diingat bahwa pendidikan selalu merupakan penyiapan peserta didik bagi peranan di masa yang akan datang. Dengan demikian, pendidikan seharusnya selalu mengantisipasi keadaan masyarakat masa depan.
Perubahan keadaan masyarakat masa depan yang berlangsung dengan cepat mempunyai beberapa karateristik umum yang dapat dijadikan petunjuk sebagai ciri masyarakat di masa depan yaitu:
1.      Kecenderungan Globalisasi
Istilah globalisasi (asal kata: global yang berararti secara umumnya, utuhnya,kebulatannya) bermakna bumi sebagai satu keutuhan seakan akan tanpa tapal batas administrasi negara, dunia menjadi amat transparan, serta saling ketergantungan antar bangsa di dunia semakin besar; dengan kata lain: “menjadikan dunia sebagai satu keutuhan, satu kesatuan.” (Salim, 1990: 8-9).
Terdapat empat bidang kekuatan gelombang globalisasi yang paling kuat dan menonjol daya dobraknya,yakni:
a.       Bidang iptek yang mengalami perkembangan yang semakin dipercepat utamanya dengan penggunaan berbagai teknologi canggih seperti komputer dan satelit. Kekuatan pertama gelombang globalisasi ini membuat bumi seakan-akan menjadi sempit dan transparan. Globalisasi iptek tersebut memeberi orientasi baru dalam bersikap dan berpikir serta berbicara tanpa batas negara.
b.      Bidang ekonomi yang mengarah ke ekonomi regional dan atau ekonomi global tanpa mengenal batas-batas negara. Di berbagai bagian dunia telah berkembang kelompok-kelompok ekonomi regional. Gejala lainnya adalah makin meluasnya perusahaan multi nasional sebagai perusahaan raksasa yang kakinya tertanam kuat di berbagai negara. Globalisai ekonomi telah menyebabkan negara hanya bertapal batas politik saja, sedangkan dari segi ekonomi semakin kabur.
c.       Bidang lingkungan hidup telah menjadi bahan pembicaraan dalam berbagai pertemuan internasional, yang mencapai puncaknya pada konferensi tingkat tinggi (KTT) bumi , atau nama resminya: konferensi PBB mengenai lingkungan hidup dan pembangunan (UNCED), pada awal juni 1992 di Rio De Jeneiro, Brasil. Kerusakan ke berbagai negara di sekitarnya, bahkan mengancam keselamatan planet ini. Oleh karena itu, diperlukan wawasan dan kebijakan yang tepat dalam bidang pembangunan yang menjamin kelestarian dan keselamatan lingkungan hidup, atau pembangunan yang berwawasan lingkungan.
d.      Bidang pendidikan dalam kaitannya dengan identitas bangsa, termasuk budaya nasional dan budaya-budaya nusantara. Di samping terpaan tentang gagasan-gagasan dalam pendidikan, globalisasi terjadi pula secara langsung menerpa setiap individu manusia melalui buku, radio, televisi, dan media lainnya.
Di samping keempat bidang tersebut, kecenderungan globalisai juga tampak dalam bidang politik, hukum dan HAM, paham demokrasi dan sebagainya. Kecenderungan globalisasi tersebut merupakan suatu gejala yang tidak dapat dihindari. Oleh karen itu, banyak gagasan dalam menghadapi globalisasi yang menekankan perlunya berpikir dan berwawasan global namun harus tetap menyesuaikan keputusan dan tindakan dengan keadaan nyata di sekitarnya.
2.      Perkembangan Iptek
Perkembangan Iptek yang semakin cepat dalam era globalisasi ini merupakan salah satu ciri utama dari masyarakat masa depan. Percepataan perkembangan iptek tersebut terkait dengan landasan ontologis, epistemologis, dan aksiologis (Filsafat Ilmu, 1981: 9-15). Segi landasan ontologis objek telaah adalah berupa pengalaman dan semua wujud yang dapat dijangkau lewat alat indra telah mengalami perkembangan yang pesat karena didapatkannya piranti yang membantu alat indra tersebut. Dari segi epistemologis cara yang dipakai untuk memperoleh pengetahuan yang disebut ilmu pengetahuan tersebut telah mengalami perkembangan yang pesat. Dengan mulai meninggalkan metode deduksi ala Aristoteles dan beralih kepada teori Darwin. Charles Darwin mempelopori penggabungan metode deduktif dengan metode induktif dan dengan mengajukan hipotesis, maka sekarang dikenal sebagai daur hipotetiko-dedukto-verifikatif dalam metode ilmiah (Filsafat Ilmu, 1981: 15 & 156 ), ataupun model induktif-hipotetiko-deduktif dalam proses penelitian (Joni, 198: 6).
Perkembangan ilmu yang terakhir ini ialah penyusun suatu teori atau ilmu teoritis sebagai kerangka pemikiran yang menjelaskan gejala dan hubungan yang diperoleh dalam pengujian empiris dan selanjutnya dapat meramalkan dan menentukan cara mengontrol hal-hal itu. Selanjutnya landasan aksiologis atau untuk apa iptek itu dipergunakan, yang mempersoalkan untuk apa iptek itu dipergunakan secara moral tertuju pada kemaslahatan manusia. Dan terdapat serangkaian kegiatan pengembangan dan pemanfaatan iptek, yakni:
a.       penelitian dasar (basic research)
b.      penelitian terapan (applied research)
c.       pengembangan teknologi (technological development)
d.      penerapan teknologi.
Ilmu itu adalah kekuasaan seperti yang diucapkan Francis Balkon, karena ilmu adalah kekuasaan maka teknologi merupakan alat kekuasaan atas;
a.      Manusia, yakni demi kemaslahatan atau sebaliknya mengeksloitasi menusia itu.
b.      Kebudayaan, yakni memperkaya dan memperkuat kebudayaan atau melunturkan nilai-nilai budaya yang dapat menimbulkan krisis identitas budaya.
c.       Alam, yakni memanfaatkan sambil menjaga kelestariannya ataukah memusnahkan seluruh kehidupan di bumi. Untuk itu iptek merupakan salah satu kunci keberhasilan kita di masa depan.
Segala sesuatu itu pasti ada dampak positif dan negatif yang ditimbulkan begitu pula dengan iptek bisa menjadi peluang dan tantangan. Peluang bagi kita untuk mengikuti perkembangan iptek tersebut secara dini dan apabila masyarakat belum siap menerimanya maka akan berubah menjadi tantangan. Untuk itu diharapkan di masa-masa mendatang lahir pakar-pakar iptek yang menguasai secara mendalam dan memiliki wawasan yang luas dan mampu bekerja secara disiplin dan tetap berpijak pada budaya Indonesia.
3.      Perkembangan Arus Komunikasi yang Semakin Padat dan Cepat
Salah satu perkembangan iptek yang luar biasa adalah perkembangan informasi dan komunikasi, utamanya satelit komunikasi, komputer, dan lainnya. Begitu pula yang terjadi di Indonesia kemajuan itu telah mendorong perubahan masyarakat dari petani menjadi masyarakat industri dan informasi. Seiring dengan itu komunikasi antar manusia yang berbeda dalam latar kebangsaan dan kebudayaan makin meluas karena kemajuan transportasi dan telekomunikasi.
Beberapa unsur proses komunikasi yaitu.
a.      Sumber pesan seperti harapan, gagasan, perasaan atau prilaku yang diinginkan oleh pengirim pesan.
b.       Penyandian (encoding), yakni pengubahan atau penerjemahan isi pesan kedalam bentuk yang serasi dengan alat pengiriman pesan.
c.       Transmisi (pengiriman) pesan.
d.      Saluran.
e.      Pembukasandian (decoding) yakni penerjemahan kembali apa yang diterima kedalam isi pesan oleh penerima.
f.         Reaksi internal penerima sesuai pemahaman pesan yang diterimanya.
g.       Gangguan atau hambatan (noise) yang dapat terjadi pada semua unsur dasar lainnya.
Perkembangan komunikasi dengan arus informasi yang makin padat dan akan di percepat di masa depan mencakup keseluruhan unsur-unsur dalam proses komunikasi tersebut.
Pada komunikasi satu arah, proses komunikasi berlangsung dari butir 1 ke butir 6, yakni dari pengirim ke penerima. Sedangkan pada komunikasi dua arah, kedua belah pihak dapat menjadi pengirim ataupun penerima pesan. Berikut ini adalah bagan komunikasi (disadur dari Jhonson dan Jhonson, 1977: 111).
Meskipun teknologi informasi dan komunikasi telah mengalami perkembangan yang pesat, namun belum merata pada semua negara. Perkembangannya di negara berkembang masih sangat lambat karena didominasi oleh negara-negara maju. Untuk itu diperlukan upaya-upaya untuk merebut teknologi tersebut. Namun, terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan yaitu.
a.       Pengembangan teknologi satelit yang mutakhir.
b.      Penggunaan teknologi digital yang mampu menyalurkan signal yang beragam.
c.       Di bidang media cetak antara lain penggunaan VDT (video display terminal), surat kabar elektronik, dan sistem cetak jarak jauh.
d.      Di media elektronik antara lain penggunaan DBS (direct broadcast satelitte).
Kesemua hal itu akan mempercepat terwujudnya suatu masyarakat informasi sebagai masyarakat masa depan.
4.      Peningkatan Layanan Profesional
Salah satu ciri penting masyarakat masa depan adalah meningkatnya kebutuhan layanan profesional dalam bidang kehidupan manusia. Karena perkembangan iptek yang makin cepat serta perkembangan arus informasi yang semakin padat dan cepat, maka anggota masyarakat masa depan semakin luas wawasan dan pengetahuannya serta daya kritis yang semakin tinggi.
Oleh karena itu, manusia masa depan tersebut makin menuntut suatu kualitas hidup yang lebih baik, termasuk berbagai layanan yang dibutuhkannya. Layanan diberikan oleh pemangku profesi tertentu, atau layanan profesional, akan semakin penting untuk kebutuhan masyarakat tertentu.

B.     Upaya Pendidikan dalam Menagantisipasikan Masa Depan
Masyarakat masa depan dengan ciri globalisasi, kemajuan iptek, dan kesempatan menerima arus informasi yang padat dan cepat, dan sebagainya, telah memerlukan warga yang mau dan mampu menghadapi segala permasalahan serta siap menyesuaikan diri dengan situasi baru tersebut. Pendidikan berkewajiban mempersiapkan generasi baru yang sanggup menghadapi tantangan zaman baru yang akan datang. Pengembangan pendidikan dalam masyarakat yang sedang berubah dengan cepat haruslah dilakukan secara menyeluruh dengan pendekatan sistematik-sistematik. Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya merupakan kunci keberhasilan bangsa dan negara Indonesia dalam abad 21 yang akan datang untuk itu diperlukan di antaranya.
1.      Tuntutan bagi Pendidikan Masa Depan
Setiap upaya manusia untuk menyesuaikan diri terhadap konstelasi dunia pada masanya (pada masa lampau, kini, akan datang) adalah proses modernisasi sebagai perkiraan masyarakat masa depan. Berdasarkan acuan normatif yang berlaku (UU RI No. 2/1989 beserta peraturan pelaksanaanya) telah ditetapkan rumusan tujuan pendidikan di Indonesia, yang dapat dianggap sebagai profil manusia Indonesia di masa depan, salah satu ketentuan penting dalam perundang-undangan tersebut adalah ketetapan pendidikan dasar sembilan tahun.
Tuntutan manusia Indonesia di masa depan diarahkan kepada pembekalan kemampuan yang sangat diperlukan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan di masa depan tersebut. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.
a.       Ketanggapan terhadap berbagai masalah sosial, politik, kultural, dan lingkungan.
b.      Kreativitas di dalam menemukan alternatif pemecahannya.
c.       Efisiensi dan etos kerja yang tinggi.
2.      Upaya Mengantisipasi Masa Depan
Berdasarkan perkiraan tentang masyarakat masa depan serta profil menusia masa depan yang diharapkan berhasil di dalam masyarakat itu maka perlu dikaji berbagai upaya masa kini yang memungkinkan mewujudkan manusia masa depan tersebut. Dalam penjelasan UU RI No 2 tahun1989 dikemukakan sebagai berikut: “dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila di bidang pendidikan, maka pendidikan nasional mengusahakan: pertama, pembentukan manusia pancasila sebagai manusia pembangunan yang tingi kualitasnya dan mampu mandiri. Dan kedua, pemberian dukungan bagi perkembangan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang terwujud dalam ketahanan nasional yang tangguh. Oleh karena itu kajian tentang upaya mengantisipasi masa depan melalui pendidikan akan diarahkan pada:
a.       Perubahan Nilai dan Sikap.
Nilai dan sikap memegang peranan penting dalam menentukan wawasan dan perilaku manusia. Nilai merupakan norma, acuan yang seharusnya, atau kaidah yang akan menjadi rujukan perilaku. Nilai-nilai tersebut dapat bersumber dari berbagai hal seperti agama, hukum, adat istiadat, moral, dan sebagainya, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Bagi bangsa Indonesia dengan masyarakat yang majemuk terjadi variasi sistem nilai dan tata kelakuan (sebagai wujud ideal dari kebudayaan nusantara).
Salah satu pengaruh nilai akan tampak dalam sikap (attitude) seseorang. Kalau nilai masih bersifat umum, maka sikap selalu terkait dengan objek tertentu dan disertai dengan kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap objek tersebut (dapat positif ataupun negatif). Sebagai kemampuan internal, kemungkinan berbagai alternatif untuk bertindak. Dalam sikap dapat dibedakan atas tiga aspek, yaitu: aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif.
Perubahan nilai dan sikap dalam rangka mengantisipasi masa depan haruslah diupayakan sedemikian rupa sehingga dapat diwujudkan keseimbangan dan keserasian antara aspek pelestarian dan aspek pembaruan. Nilai-nilai luhur yang mendasari kepribadian dan kebudayaan Indonesia seyogyanya akan tetap dilestarikan, agar terhindar dari krisis identitas.
b.      Pengembangan Kebudayaan.
Salah satu upaya penting dalam mengantisipasi masa depan adalah upaya yang berkaitan dengan pengembangan kebudayaan dalam arti luas, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan sarana kehidupan manusia. Kebudayaan mencakup unsur-unsur mulai dari sistem religi, kemasyarakatan, pengetahuan, bahasa, kesenian, mata pencaharian, sampai dengan sistem teknologi dan peralatan (Koentjaraningrat, 1974:12). Unsur terakhir tersebutlah yang paling mudah berubah dibandingkan dengan unsur lainnya; akan tetapi, perubahan masyarakat Indonesia dari masyarkat pertanian ke masyarakat industri dan masyarakat informasi telah meyebabkan keseluruhan unsur-unsur tersebut akan mengalami pengaruh yang kuat.
Oleh karena itu, manusia Indonesia tidak hanya dipengaruhi oleh budaya setempat (sesuai etnis yang ada di nusantara) dan budaya Indonesia (yang berkembang dari puncak budaya-budaya nusantara tersebut), tetapi juga menerima berbagai pengaruh “budaya dunia” (Refleksi, 1990: 3-4). Dalam menghadapi berbagai pengaruh tersebut setiap individu diharapkan dapat menyelaraskannya dengan baik, agar dapat menyesuaikan diri dengan dunia yang selau berubah tersbut dengan berhasil. Saling pengaruh dalam pengembangan kebudayaan di dunia ini, merupakan hal lumrah.
3.      Pengembangan Sarana Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam mengantisipasi masa depan, karena pendidikan selalu berorientasi pada penyiapan peserta didik untuk berperan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, pengembangan sarana pendidikan sebagai salah satu prasyarat utama untuk menjemput masa depan dengan segala kesempatan dan tantangannya.
Khusus untuk menyongsong era globalisasi yang makin tidak terbendung, terdapat beberapa hal yang secara khusus memerlukan perhatian dalam bidang pendidikan. Santoso S. Hamijoyo (1990: 33) mengemukakan lima strategi dasar dalam era globalisasi tersebut yakni.
a.       Pendidikan untuk pengembangan IPTEK ,dipilih terutama dalam bidang-bidang yang vital, seperti manufaktur pertanian, sebagai modal utama untuk menghadapi globalisasi.
b.      Pendidikan untuk pengembangan keterampilan manajemen, termasuk bahasa-bahasa asing yang relevan untuk hubungan perdagangan dan politik, sebagai instrumen operasional untuk berkiprah dalam globalisasi.
c.       Pendidikan untuk pengelolaan kependudukan, lingkungan, keluarga berencana, dan kesehatan sebagai penangkal terhadap menurunnya kualitas hidup dan hancurnnya sistem pendukung kehidupan manusia.
d.      Pendidikan untuk pengembangan sistem nilai, termasuk filsafat, agama dan teologi demi ketahanan sosial-budaya termasuk persatuan dan kesatuan bangsa.
e.       Pendidikan untuk mempertinggi mutu tenaga kependidikan dan kepelatihan, termasuk pengelola sistem pendidikan formal dan non formal, demi penggalakan peningkatan pemrataan mutu, relevansi, dan efeisiensi sumber daya manusia secara keseluruhan.
Khusus untuk pendidikan tinggi, terdapat kecenderungan berkembangnya pola pemecahan masalah secara multidisiplin. Oleh karena itu, diperlukan suatu program pendidikan yang kuat dalam dasar keahlian yang akan memperluas wawasan keilmuan dan membuka peluang krjasama dengan bidang keahlian lainnya.


DAFTAR PUSTAKA



Gerungan, Raflen  A. 2012. Perkiraan dan Antisipasi terhadap Masyarakat Masa Depan. Diakses pada 5 Desember 2012  http://raflengerungan.wordpress.com/korupsi-dan-pendidikan/perkiraan-dan-antisipasi-terhadap-masyarakat-masa-depan/.

Mahendra. 2011. Perkiraan dan Antisipasi terhadap Pendidikan Masa Depan. Diakses pada 5 Desember 2012 dari http://mahendracollage.blogspot.com/ 2011/04/perkiraan-dan-antisipasi-terhadap.html.

Poethra, Darmes. 2012. Perkiraan Masyarakat dan Antisipasi terhadap Masa Depan. Diakses pada 5 Desember 2012 dari http://darmespoethra.blogspot.com/2012/06/makalah-pp.html.
Prayitno. 2009. Dasar, Teori, dan Praksis Pendidikan. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

TIM FIP UNP. 2011. Pengantar Pendidikan. Padang: FIP UNP.

Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar