A.
Hakikat Manusia dan Sifat
Keingintahuannya
Dibanding
dengan makhluk lain, jasmani manusia adalah yang terlemah, sedangkan rohaninya
atau akal budi dan kemauannya sangat kuat (Aly dan Rahma, 1998:2). Manusia
memang tidak bisa terbang seperti burung, tidak dapat berenang selincah ikan,
dan tidak punya tenaga sekuat gajah.
Meski
demikian manusia memiliki kemampuan berpikir dan bernalar, dengan akal serta
nuraninya memungkinkan untuk selalu berbuat yang lebih baik dan bijaksana untuk
dirinya maupun lingkungannya. Dengan demikian manusia bisa mengatasi
kelemahannya tersebut.
1. Kelebihan
Manusia dari Penghuni Bumi Lainnya
Manusia merupakan
makhluk yang paling dominan di permukaan bumi. Hampir semua lini di bumi ini
dikuasai oleh manusia. Kenapa bisa demikian? Karena manusia memiliki beberapa
kelebihan daripada makhluk bumi lainnya.
Kelebihan tersebut antara lain.
a) Manusia
sebagai makhluk yang berpikir (homo
sapiens). Meski manusia mempunyai beberapa keterbatasan secara fisik,
seperti ukuran, kekuatan, kecepatan, dan panca inderanya dibandingkan makhluk
bumi lainnya, namun manusia lebih baik dalam menggunakan akalnya. Dengan
kemampuan berpikirnya manusia bisa mengatasi kekurangannya.
b) Manusia
sebagai pembuat alat (homo fiber).
Meski memiliki kekurangan dari segi
kemampuan fisik, tapi manusia bisa memenuhi semua kebutuhannya. Cara manusia
untuk memenuhi kebutuhannya adalah dengan membuat alat. Dengan alat yang
dibuatnya tersebut, manusia dengan mudah dapat beradaptasi dengan
lingkungannya.
c) Manusia
dapat berbicara (homo languens).
Kelebihan manusia daripada makhluk hidup
lainnya yang adalah manusia bisa
berbicara, sedangkan makluk hidup lainnya tidak. Manusia dapat berbicara
melalui lisan maupun tulisan sehingga ia dapat mengkomunikasikan apa yang
diinginkannya.
d) Manusia
dapat hidup bermasyarakat (homo sosius).
Manusia merupakan makhluk sosial.
Maksudnya manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan dari manusia lainnya.
Untuk mengatasi hal itu manusia pun hidup bermasyarakat dan saling membantu
satu sama lainnya. Dengan demikian manusia bisa dengan mudah memenuhi
kebutuhannya.
e) Manusia
dapat mengadakan usaha (homo economicus).
Salah satu cara bagi manusia untuk
memenuhi kebutuhannya adalah dengan mengadakan tukar-menukar barang dan
berjual-beli dengan manusia lainnya. Dengan kegiatan ini manusia bisa saling
membantu dalam memenuhi kebutuhan masing-masing manusia tersebut dengan mudah.
Hal ini tentu tidak dapat dilakukan makhluk bumi lainnya.
f) Manusia
mempunyai kepercayaan dan beragama (homo
religious).
Hal lain yang membedakan manusia dengan
penghuni bumi lainnya adalah, manusia memiliki kepercayaan dan beragama. Manusia
percaya dengan adanya kekuatan gaib yang lebih besar dan mengatur jagad raya
ini.
2. Rasa
Ingin Tahu dan Terbentuknya Ilmu Pengetahuan Alam
Menurut Purnama
(2003:4) Ilmu Pengetahuan Alam bermula dari rasa ingin tahu, yang merupakan
suatu ciri khas manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang apa yang ada
di sekitarnya. Baik itu alam sekitarnya, bulan, bintang, dan matahari yang
dilihatnya, bahkan ingin tahu tentang dirinya sendiri.
Manusia memiliki rasa
ingin tahu (curiousity) yang tinggi.
Dengan rasa ingin tahu ini pengetahuan manusia dapat berkembang. Meskipun
makhluk bumi lainnya juga mempunyai rasa ingin tahu, tetapi rasa ingin tahunya
itu hanya dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan makanannya saja. Rasa ingin
tahu mereka tidak untuk menciptakan sesuatu yang melebihi kebutuhan makannya
dan bersifat menetap (idle curiousity).
Berbeda dengan manusia yang mempunyai rasa ingin tahu yang terus berkembang.
Perkembangan rasa ingin tahu itu selalu dimulai dengan pertanyaan “apa” (what) tentang segala sesuatu yang
dilihatnya. Kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan “bagaimana” (how) dan “mengapa” (why). Pertanyaan-pertanyaan seperti ini telah tumbuh sejak
anak-anak belajar di taman kanak-kanak.
Dengan
adanya kemampuan berpikir pada manusia, membuat rasa ingin tahu manusia
terhadap segala sesuatu di semesta ini terus berkembang. Jawaban terhadap
berbagai pertanyaan manusia terhadap berbagai gejala atau peristiwa yang
terjadi di alam tersebut akhirnya menjaddi ilmu pengetahuan.
3. Sifat
Keingintahuan Manusia
Dengan rasa ingin
tahunya yang besar, manusia selalu berusaha mencari keterangan tentang fenomena
alam yang teramati. Untuk bisa menjawab pertanyaan dari rasa ingin tahunya,
manusia sering mereka-reka sendiri jawabannya. Meski jawaban seperti ini kadang
tidak logis, namun sering diterima masyarakat awam sebagai suatu kebenaran.
Pengetahuan semacam ini disebut pseudo
science, yaitu pengetahuan mirip sains tapi bukan sains.
Cara memperoleh
pengetahuan dengan pendekatan pseudo
science (sains semu) ini antara lain sebagai berikut.
a. Mitos
Mitos merupakan gabungan dari
pengamatan, pengalaman dengan dugaan, imajinasi dan kepercayaan.
b. Wahyu
Wahyu merupakan komunikasi sang Pencipta
dengan makhluk-Nya sebagai utusan yang menghasilkan ilmu pengetahuan yang
benar.
c. Otoritas
dan Tradisi
Otoritas dan tradisi yaitu pengetahuan
yang telah lama ada dan dipergunakan oleh pemimpin atau secara tradisi untuk
menyatakan kebenaran.
d. Prasangka
Prasangka yaitu berupa dugaan yang
kemungkinannya bisa benar dan bisa salah.
e. Intuisi
Intuisi merupakan kegiatan berpikir yang
nonanalitik (tanpa nalar), tidak berdasarkan pola pikir tertentu dan biasanya
pendapat itu diperoleh dengan cepat tanpa melalui proses berpikir terlebih
dahulu.
f. Penemuan
Kebetulan
Penemuan kebetulan yaitu pengetahuan
yang awalnya ditemukan secara kebetulan dan beberapa di antaranya adalah sangat
berguna.
g. Cara
Coba-Ralat (Trial and Error)
Trial
and error adalah pengetahuan yang diperoleh melalui cara
coba-salah-coba-salah, tanpa dilandasi dengan teori yang relevan.
Pada zaman Yunani
(600-200 SM) pola pikir manusia menjadi lebih maju dariada pola pikir mitos.
Pada masa ini terjadi penggabungan antara pengamatan, pengalaman, dan akal
sehat atau logika. Aliran ini disebut “rasionalisme”, yaitu pertanyaan akan
dijawab dengan logika atau hal-hal yang masuk akal.
Selanjutnya juga
dikenal metode deduksi, yaitu penarikan suatu kesimpulan berdasarkan pada
sesuatu yang bersifat umum. Bebarapa waktu setelahnya juga dikenal metode
induksi, yang intinya adalah pengambilan kesimpulan dilakukan berdasarkan data
pengamatan atau eksperinmentasi yang diperoleh.
B.
Perkembangan Fisik, Sifat dan Pikiran
Manusia
1. Perkembangan
Fisik Manusia
Mulai dari rahim ibu,
masa setelah dilahirkan, sampai masa dewasa, tubuh manusia mengalami pertumbuhan sedikit demi sedikit.
Proses perubahan tersebut dimulai dari bentuk sel yang sangat sederhana pada
saat pembuahan, sampai ke bentuk sel yang sangat kompleks. Janin di rahim induk
terjadi dari hasil pembuahan sel telur pejantannya. Sel telur yang telah dibuahi
(zigot) tersebut akan mengalami pembelahan sel, diferensiasi sel sehingga
terbentuk janin, dan transformasi bentuk tubuh.
Bentuk tubuh manusia
mengalami perubahan yang sistematis dan teratur sesuai dengan kodratnya sejak
bayi hingga dewasa. Pada masa puberitas, terjadi perubahan fisik yang sangat
signifikan, terutama pada tanda-tanda kedewasaan seperti tumbuhnya rambut pada
bagian tubuh tertentu dan fungsi genetaliannya. Pertumbuhan morfologi wanita
pada masa puberitas, yang tidak dialami laki-laki, adalah pinggul membesar,
pinggang meramping, terbentuknya payudara serta datangnya siklus haid.
Perbedaan bentuk tubuh dan genetalia tersebut dapat dimaklumi karena secara
biologis laki-laki dan perempuan mempunyai peran yang berbeda dalam
kehidupannya.
2. Perkembangan
Sifat dan Pikiran Manusia
Cara orang dewasa
mencari pengetahuan umumnya sangat dipengaruhi oleh pengembangan pegetahuan
pada masa kanak-kanak.
a. Masa
bayi (0-2 tahun), disebut periode sensorimotorik. Pada periode ini perkembangan
kecerdasan bayi sangat cepat.
b. Masa
kanak-kanak (3-5 tahun), disebut periode praoperasional. Pada periode ini
dorongan keingintahuan anak sangat besar, sehingga banyak orang mengatakan
bahwa anak pad periode ini adalah “masa bertanya”.
c. Masa
Usia sekolah (6-12 tahun), disebut periode operasional nyata. Pada masa anak
sangat aktif, ditandai dengan perkembangan fisik dan motorik yang baik. Masa
ini juga merupakan “masa tenang” karena proses perkembangan emosional anak
telah mendapat kepuasan maksimal sesuai dengan kemampuannya.
d. Masa
remaja (13-20 tahun), disebut periode preoperasional formal. Masa ini merupakan
masa pertentangan (konflik), baik dengan dirinya sendiri maupun dengan orang
dewasa.
e. Masa
dewasa (> 20 tahun), masa ini ditandai dengan kemampuan individu untuk
berdiri sendiri. Mereka mampu mengendalikan perilaku dengan baik, menempatkan
dirinya sebagai anggota dalam kelompok serta merupakan individu yang
bertanggungjawab (Tim, 2007:9).
C.
Sejarah Pengetahuan Manusia
1. Zaman
Kuno
Pengetahuan yang
dikumpulkan pada zaman kuno berasal dari kemampuan mengamati alam sekitarnya.
Selain pengetahuan itu juga juga didapat dari hasil percobaan yang sifatnya
spekulatif atau trial and error. Semua
pengetahuan yang diperoleh diterima sebagaimana adanya. Belum ada usaha untuk
mencari asal-usul dan sebab-akibat dari segala sesuatu.
2. Zaman
Yunani
Pada zaman ini
perkembangan ilmu pengetahuan berkembang sangat pesat. Hal ini disebabkan oleh
kemampuan berpikir rasional dari bangsa Yunani. Pada tahap ini manusia tidak
hanya menerima pengetahuan seperti adanya saja, melainkan secara spekulatif
mencoba mencari jawab tentang asal-usul dan sebab-akibat dari segala sesuatu.
Beberapa pandangan dan pendapat itu adalah sebagai berikut:
a. Thales
(624-548 SM)
Ahli filsafat dan
matematika, pelopor ari segala ilmu. Ia dianggap orang pertama yang
mempertanyakan dasar dari alam dan segala isisnya. Thales berpendapat bahwa
pangkal segala sesuatu adalah air: dari air asal segala sesuatu, kepada air
pula ia akan kembali. Selain itu dia juga menyatakan bahwa bintang mengeluarkan
cahaya sendiri, sedangkan bulan menerima cahaya dari matahari.
b. Anaximenes
(588-526 SM)
Anaximenes berpendapat
bahwa zat dasar adalah udara. Segala zat terjadi dari udara yang merapat dan
merenggang, pendapat ini mungkin dihubungkan dengan kenyataan bahwa manusia itu
tergantung kepada pernapasan.
c. Anaximender
(610-546 SM)
Anaximender berpendapat
langit dengan segala isinya itu mengelilingi bumi dan sebenarnya langit yang
nampal itu hanya separohnya.
d. Heraklitos
(535-475 SM)
Heraklitos menyatakan
bahwa api merupakan asal dari segala sesuatu. Sebab api ini yang menggerakkan
sesuatu, menghidupkan alam semesta, yang berubah-ubah sifatnya di dalam proses
yang kekal. Yang kekal hanyalah perubahan, segala sesuatu adalah mengalir.
e. Pythagoras
(580-499 SM)
Pythagoras mengemukakan
empat unsur dasar yaitu bumi, air, udara, dan api. Dalam bidang matematika
menemukan dalil yang terkenal yaitu bahwa kuadrat panjang sisi miring sebuah
segitiga siku-siku sama dengan jumlah kuadrat panjang kedua sisi siku-sikunya.
f. Empedokles
(495-435 SM)
Empedokles menerima
empat unsur dasar menurut Pythagoras dan menyatakan bahwa sifat segala benda
terjadi dari percampuran keempat unsur itu dalam perbandingan yang berbeda.
Keempat unsur itu
adalah sifat panas, dingin, basah, dan kering. Kering dan dingin membentuk
bumi, panas dan kering unsur pembentuk api,. Air dari basah dan dingin, udara
dari basah dan panas.
Selain itu juga
diyatakab bahwa segala benda yang sejenis akan tarik menarik, sedang yag
berlawanan akan tolak menolak.
g. Leukippos
dan Demokritos (460-370 SM)
Dalam mencari unsur
dasar dari segala sesuatu Leukipos da Demokritos mengemukakan teori atom
sebagai berikut: Zat memiliki bangun butir. Segala zat terdiri atas atom, yang
tidak dapat dibagi, tak dapat dimusnahkan, tak dapat diubah.
h. Plato
(427-347 SM)
Plato menyangkal teori
atom, yang menganggap bahwa kebaikan dan keindahan itu timbul dari sebab-akibat
mekanik. Plato menyatakan bahwa pengetahuan yang benar adalah yang sejak semula
telah ada dalam alam pikiran atau alam ide. Apa yang nampak oleh pancaindera
hanyalah bayangan belaka. Pengalaman yang kekal dan benar adalah yang telah
dibawa oleh roh dari alam yang gaib.
i.
Aristoteles (384-322 SM)
Aristoteles berpendapat
bahwa untuk mencari pegetahuan yang benar adalah dengan jalan pikiran secara
deduktif. Berbeda dengan Plato, Aristoteles menyangkal bahwa pengetahuan yang
benar itu berasal dari dunia yag gaib. Melainkan menghargai pengetahuan yang
diperoleh dan dibuktikan dengan pancaindera.
j.
Ptolomeus (127-151 SM)
Ptolomeus berpendapat
bahwa bumi sebagai pusat jagad raya, bintang dan matahari mengelilingingi bumi
(geosentrisme). Planet beredar melalui orbitnya sendiri dan terletak antara
bumi dan bintang.
Pendapat dan pandangan Aristoteles dan
Ptolomeus ini berpengaruh sangat lama sampai menjelang zaman modern, yaitu
zaman Galileo. Geosentrisme digantin dengan heliosentrisme (matahari sebagai
pusat jagad raya).
3. Zaman
Pertegahan
a. Zaman
Alkimia (abad 1-2)
Ahli Alkimia mennerima
pendapat empat buah unsur buah unsur dan bahkan menambahkan tiga lagi, yaitu:
air raksa, belerang dan garam. Pengertian unsur di sini lebih dimaksudkan
sebagai sifatnya daripada unsur itu sendiri.
Air raksa = logam yang mudah menjadi uap.
Belerang =
mudah terbakar dan memberi warna.
Garam =
tak dapat terbakar dan bersifat tanah.
b. Zaman
Latrokimia (latros = Tabib)
Tokoh di zaman ini
adalah Paracelsus (1439-1541), menerima tiga unsur: air raksa, belerang dan
garam yang dipandang bahwa:
Air raksa = mengandung roh, jiwa.
Belerang =
mengandung semangat.
Garam =
merupakan tubuhnya.
Perkembangan ilmu
pengetahuan cendrung stagnan sampai tahun 1400. Semuanya masih didasarkan atas
pengetahuan Yunani terutama Aristoteles.
Perkembangan yang lebih
penting dilakukan di Arab. Pada zaman keemasan Islam, pengaruh bangsa Arab
sangat menonjol. Orang Arab menerjemahkan, mempelajari, mengembangkan, dan
memperekaya karya-karya Yunani. Beberapa cendikiawan Islam di antaranya:
1) Al
Khowarisi (825)
Menyusun buu aljabar
dan aritmatika ynag kemudian mendorong penggunaan sistem desimal.
2) Omar
Khayam (1043-1132)
Omar Khayam
merupaka ahli matematika dan astronomi.
3) Abu
Ibnusina (atau Avicenna, 980-1137)
Ibnusina merupakan
orang yang mengembangkan ilmu kedokteran. Ia juga menulis buku tentang
kedokteran pada masa itu.
Secara garis besar
sumbangan bangsa Arab dalam pengembangan IPA adalah sebagai berikut.
a) Menerjemahkan
peninggalan Yunani, mengembangkannya dan kemudian menyebarkannya ke Eropa dan
selanjutnya dikembangkan di Eropa.
b) Mengembangkan
metode eksperimen sehingga memperluas pengamatan dalam lapangan kedokteran,
obat-obatan, astronomi, kimia, dan biologi.
c) Memantapkan
penggunaan sistem penulisan bilangan dengan dasar dan ditulis dengan posisi
letak, artinya nilai suatu angka terletak pada letaknya.
4. Zaman
Modern (abad XV sampai sekarang)
Pengetahuan yang
terkumpul sejak zaman Yunani dan abad pertengahan memang sudah banyak, namun
belum tersusun secara sistematis dan belum dianalisis menurut jalan pikiran
tertentu.
Metode eksperimen pun
mulai berkembang setelah ditemukannya alat yang makin sempurna serta
meningkatnya kemampuan berpikir. Berikut ini adalah tokoh yang memelopori
metode ekspermen.
a. Roger
Bacon
Menyatakan bahwa pada
hakekatnya ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang berdasarkan kepada kenyataan
yang disusun dan dibentuk dari pengalaman, penyelidikan dan percobaan.
Matematiika merupakan dasar untuk berpikir dan merupakan kunci untuk mencari
kebenaran dalam ilmu pengetahuan.
b. Leonardo
da Vinci
Pernah menyatakan
bahwa: Percobaan tidak mungkin sesat, yang tersesat adalah pandangan dan
pertimbangan kita.
c. Francis
Bacon
Berpendapat bahwa cara
berpikir induktif merupakan satu-satunya jalan untuk mencapai kebenaran: Hanya
penyelidikan dan percobaan yang menumbuhkan pengertian terhadap keadaan alam.
d. Nicolas
Copernicus
Ahli astronomi dan
matematika dan pengobatan. Karyanya antara lain.
1) Matahari
adalah pusat dari sistem tatasurya (heliosentrisme).
2) Bumi
mengelilingi matahari sedangkan bulan mengelilingi bumi.
e. Johannes
Keppler
Mengemukakan tiga buah
hukum tentang peredaran planet mengelilingi matahari.
1) Orbit
dari semua planet berbentuk elips.
2) Dalam
waktu yang sama, maka garis penghubung antara planet dan matahari selalu
melintas bidang yag luasnya sama.
3) Kuadrat
dari waktu yang dibutuhkan sebuah planet untuk mengelilingi matahari adalah
sebanding dengan pangkat tiga dari jarak rata-rata planet itu dengan matahari.
f. Galileo
Galilei
Galileo antara lain
menemukan 4 hukum gerak, penemuan tata bulan planet Jupiter, mendukung
heliosentrisme dari Copernicus dan hukumnya Keppler. Selain itu ia juga
menegaskan bahwa bulan tidak datar dan penuh gunung. Dia juga mengklaim bahwa
planet Merkurius dan Venus tidak memancarkan cahaya sendiri dan juga menemukan
empat buah bulan pada planet Jupiter. Semua penemuannya ini didasarkan atas
pengamatan dengan alat teropong bintangnya.
Semua penemuan dan pendapat
yang telah dijelaskan di atas disusun berdasarkan hasil percobaan. Mulai saat itu dianggap sebagai permulaan
abad ilmu pengetahuan modern. Dianggap demikian karena pengetahuan
yangdiperoleh tidak hanya menggunakan cara berpikir deduktif saja tetapi juga
bertumpu pada pengetahuan yang telah diakui kebenarannya dengan eksperimen.
Dengan kata lain setelah manusia memadukan kemampuan penalaran dengan
eksperimen lahirlah IPA sebagai ilmu yang mantap (Margono dkk, dalam Ahmadi dan
Supatmo, 1991: 14).
Daftar
Pustaka
Ahmadi, Abu dan A.
Supatmo. 1998. Ilmu Alamiah Dasar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Aly, Abdullah dan Eny
Rahma. 1998. Ilmu Alamiah Dasar.
Jakarta: Bumi Aksara.
Purnama, Hari. 2003. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Tim MK IAD UNP. 2007. Handout Ilmu Kealaman Dasar. Padang: UPT MKU UNP.
ijin copas ya bro
BalasHapusCasino Warlords - tricktactoe.com
BalasHapusPlay 벳 인포 스포츠 토토 분석 벳피스트 Slots. Casino Warlords has more 위닉스 than 1000 피나클 games! Free Demo, No winwin 토토 Signup, No Downloads. Play 사설토토 알바 샤오미 for Free. 100's of fun, No Signup Bonus,